سلامت داتڠ .. (^_^)


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بِسْمِ اَللَّهِ اَلرَّحْمَنِ اَلرَّحِيمِ.. الحمدلله رب العالمين، والصلاة والسلام على أشرف المرسلين، وعلى اله وصحبه أجمعين. أما بعد

ربنا هب لنا من أزواجنا وذريتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما


Jangan Lupa Membaca Bismillah dan Berselawat Kepada Nabi S.A.W. Semoga Pengembaraan Anda di Blog Najeeba DiBerkati Allah..Ameen.. Syukran wa Jazakallhu Khairan.. :)

Daisypath Vacation Ticker

Monday, September 22, 2008

++ Solat Dalam Kapal Terbang




Soalan:

Saya ingin tahu kedudukan Kiblat semasa berada dalam kapal terbang? Mungkin saudara dapat bantu saya. Sekian terima kasih.
Azis, UKM
Jawapan:

Di dalam kenderaan sekiranya dalam keadaan darurat sehingga tidak dapat berdiri atau tiada disediakan tempat khas untuk solat maka berkiblat setakat mana yang boleh.

Bagi penumpang kenderaan lain misalnya keretapi atau kapal laut maka hendaklah menghadap kiblat semasa takbirratulihram, kemudian bolehlah menghadap ke arah lain mengikut peralihan kenderaan.


sumber:Darulnunam

++ Ciri-ciri Seorang Pemimpin

Soalan:

Apakah kriteria-kriteria dan bagaimanakah ciri seorang pemimpin yang diperlukan dalam Islam?
Razib, Muar
Jawapan:

Ciri-ciri pemimpin dalam Islam ialah

1. Berani
2. Pemurah
3. Adil
4. Sentiasa menjauhkan diri dari perkara yang dilarang
5. Benar
6. Amanah
7. Sabar
8. Lapang hati
9. Pemaaf
10. Kasing sayang
11. Mengutamakan perdamaian
12. Zuhud
13. Malu
14. Tawaduk
15. Setia
16. Suka berbincang
17. Baik pergaulan
18. Kuat berkerja
19. Gembira.

++ BANJIR NABI NUH

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar dan mereka adalah orang-orang yang zalim.

(QS. Al Ankabut: 14)

Sebagaimana Banjir Nuh itu juga dikisahkan dalam hampir seluruh kebudayaan manusia, banjir Nuh adalah salah satu dari sekian banyak contoh kisah-kisah yang paling banyak diuraikan dalam al-Qur'an. Kengganan umat Nabi Nuh terhadap nasehat dan peringatan dari Nabi Nuh, bagaimana reaksi mereka terhadap risalah Nabi Nuh, serta bagaimana peristiwa banjir selengkapnya terjadi, semuanya diceritakan dengan sangat detail dalam banyak ayat al-Qur'an.

Nabi Nuh diutus untuk mengingatkan umatnya yang telah meninggalkan ayat-ayat Allah dan menyekutukanNya, dan menegaskan kepada mereka untuk hanya menyembah Allah saja dan berhenti dari sikap pembangkangan mereka. Meskipun Nabi Nuh telah menasehati umatnya berkali-kali untuk mentaati perintah Allah serta mengingatkan akan murka Allah, mereka masih saja menolak dan terus menyekutukan Allah.

Tentang bagaimana kejadian itu berkembang, dilukiskan dengan jelas dalam ayat-ayat berikut:

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya. Lalu ia berkata "Hai kaumku, sembahlah oleh kamu Allah, (karena) sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepadaNya)?". Maka pemuka-pemuka orang yang kafir di antara kaumnya menjawab: "Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu , yang bermaksud hendak menjadi seorang yang lebih tinggi dari kamu . Dan kalau Allah menghendaki , tentu Dia mengutus beberapa orang malaikat. Belum pernah kami mendengar seruan (seruan yang seperti) ini pada masa nenek moyang kami yang dahulu. Ia tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang berpenyakit gila , maka tunggulah (sabarlah) terhadapnya sampai suatu waktu. Nuh berdoa, "Ya Tuhanku, tolonglah aku karena mereka mendustakanku" .(Al-Mukminun : 23-26)

Sebagaimana dikemukakan dalam ayat-ayat tersebut, pemuka masyarakat di sekitar Nabi Nuh berusaha menuduh bahwa Nabi Nuh telah berusaha untuk munjukkan superioritasnya atas masyarakat lingkungannya, mencari keuntungan pribadi seperti status sosial, kepemimpinan dan kekayaan......

Karena itulah, Allah menyampaikan pada Rasulullah Nuh bahwa mereka yang menolak kebenaran dan melakukan kesalahan akan dihukum dengan detenggelamkan, dan mereka yang beriman akan diselamatkan.

Maka, pada saat hukuman datang, air dan aliran yang sangat deras muncul dan menyembur dari dalam tanah, yang dibarengi dengan hujan yang sangat lebat, telah menyebabkan banjir yang dahsyat. Allah memerintahkan kepada Nuh untuk "menaikkan ke atas berahu pasangan-pasangan dari setiap species, jantan dan betina, serta keluarganya". Seluruh manusia di daratan tersebut ditenggelamkan ke dalam air, termasuk anak laki-laki Nabi Nuh yang semula berpikir bahwa dia bisa selamat dengan mengungsi ke sebuah gunung yang dekat. Semuanya tenggelam kecuali yang dimuat di dalam perahu bersama Nabi Nuh. Ketika air surut di akhir banjir tersebut, dan "kejadian telah berakhir", perahu terdampar di Judi, yaitu sebuah tempat yang tinggi, sebagaimana yang diinformasikan oleh Qur'an kepada kita.

Studi arkeologis, geologis, dan studi historis menunjukkan bahwa insiden tersebut terjadi dengan cara yang sangat mirip dan berhubungan dengan informasi al-Qur'an. Banjir tersebut juga digambarkan secara hampir mirip di dalam beberapa rekaman atas peradaban-pertadaban masa lalu di dalam banyak dokumen sejarah, meski ciri-ciri dan nama-nama tempat bervariasi, dan "seluruh apa yang terjadi pada sebuah asbak manusia" disajikan untuk manusia saat ini dengan tujuan sebagai peringatan.

Di samping dikemukakan dalam Perjanjian Lama, kisah tentang banjir Nuh ini diungkap dengan cara yang hampir mirip dalam rekaman-rekaman sejarah Sumeria dan Assiria-Babilonia, dalam legenda-legenda Yunani, dalam Shatapatha, Brahmana serta epik-epik dalam Mahabarata dari India, dalam beberapa legenda dari Welsh di British Isles, di dalam Nordic Edda, dalam legenda-leganda Lituania, dan bahkan dalam cerita-cerita yang berasal dari Cina.

Bagaimana mungkin bisa terjadi, cerita-cerita yang sebegitu detail dan konsisten bisa didapat dari daratan-daratan yang secara gegografis dan kultural berbeda jauh, yang saling berjauhan letaknya baik antara satu tempat dengan tempat yang lainnya, maupun dari tempat-tempat tersebut dengan tempat terjadinya banjir?.

Jawabannya sangat jelas: fakta bahwa peristiwa yang sama, yang saling berkaitan dalam berbagai rekaman sejarah berbagai bangsa tersebut, yang mana sangat kecil kemungkinannya bahwa mereka bisa saling berkomunikasi (mengingat masih rendahnya peradaban masa itu), itu semua merupakan bukti yang sangat gamblang bahwa orang-orang dari berbagai bangsa itu menerima pengetahuan tentang banjir itu dari sebuah sumber Ilahiah. Nampaknya bahwa banjir Nuh, salah satu dari tragedi yang paling besar dan destruktif sepanjang sejarah itu, telah diriwayatkan oleh banyak Nabi yang diutus ke berbagai peradaban bangsa-bangsa dengan tujuan untuk memberikan sebuah contoh atau I'tibar. Dengan demikian bisalah dipahami dengan mudah bahwa berita tentang banjir Nuh itu tersebar dalam berbagai budaya di dunia.

Namun, di balik diriwayatkannya kejadian itu dalam berbagai budaya dan sumber-sumber ajaran berbagai agama, cerita banjir dan tragedi yang terjadi pada masa Nabi Nuh itu telah mengalami perubahan yang cukup banyak dan telah terpendar dari kisah aslinya dikarenakan kepalsuan berbagai sumber ceritanya, pemindahan cerita dengan cara yang tidak benar, atau bahkan mungkin dikarenakan memang sengaja dilakukan untuk suatu tujuan-tujuan yang tidak baik. Riset menunjukkan bahwa, di antara sekian banyak riwayat tentang banjir Nuh yang secara mendasar masih berkaitan namun dengan berbagai perbedaan, satu-satunya penggambaran (periwayatan) yang paling konsisten hanya satu, yakni di dalam al-Qur'an.

++ GENERASI-GENERASI MASA LAMPAU

Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, 'Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan, dan (penduduk) negeri-negeri yang telah musnah?. Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata; maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi mereka lah yang menganiaya diri mereka sendiri.(QS. At-Taubah: 70)

Pesan-pesan suci, disampaikan untuk umat manusia oleh Allah melalui utusan-utusan-Nya, telah dikomunikasikan kepada kita sejak penciptaan umat manusia, Beberapa masyarkat/kaum telah menerima pesan/ajaran ini sementara yang lain telah mengingkarinya. Adakalanya, ada sejumlah kecil dari suatu masyarakat yang mau menerima perintah suci tersebut mengikuti seorang pembawa risalah(nabi).

Namun sebagian besar dari masyarakat yang telah didatangi risalah suci tersebut tidak bersedia menerimanya. Mereka tidak hanya mengabaikan pesan suci yang disampaikan oleh sang pembawa pesan, namun juga berusaha untuk melakkan perbuatan keji terhadap para pembawa pesan dan para pengikutnya. Para pembawa pesan suci tersebut biasanya dituduh serta difitnah sebagai "pembohong, sihir, orang yang sakit gila dan penuh dengan kesombongan" dan menjadi pemimpin dari banyak orang yang harus mereka cari-cari untuk dibunuh.

Semua hal yang diinginkan oleh para nabi dari kaumnya adalah kepatuhan mereka kepada Allah. Mereka tidak meminta uang ataupun berbagai keuntungan dunia lainnya sebagai balasan. Dan juga mereka tidak berusaha memaksa kaum mereka. Yang mereka inginkan hayalah mengajak kaum mereka kepada agama yang haq dan bahwa mereka seharusnya memulai sebuah jalan hidup yang berbeda bersama dengan para pengikutnya terpisah dari masyarkat.

Apa yang telah terjadi antara Syu'aib dan kaum Madyan dimana dia diutus, menggambarkan hubungan antara nabi dengan kaumnya sebagaimana yang disebutkan dimuka. Reaksi dari suku Syu'aib terhadap Syu'aib, yang menyerukan kepada mereka untuk beriman kepada Allah dan menghentikan semua tindakan ketidakadian yang telah mereka lakukan, dan bagaimana itu semua berakhir sangatlah menarik :

Dan kepada (penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka Syu'aib, Ia berkata: "Hai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan selain Dia. Dan jaganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat)."

Dan Syu'aib berkata: "hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu berbuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan.

Sisa (keuntungan) dari Allah adalah lebih baik bagi kamu jika kamu orang-orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas diri kamu.

Mereka berkata: "Hai Syu'aib, apakah sembahyangmu menyuruh kamu agar meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami berbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah seorang yang sangat penyantun lagi berakal.

Syu'aib berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku daripada-Nya rezeki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya). Dan aku tidak berkehendak mengerjakan apa yang aku larang kamu daripadanya. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku, melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakal dan hanya kepada-Nya lah aku kembali.

Hai kaumku, janganlah hendakya pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Shaleh, sedang kaun Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) dari kamu.

Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi maha Pengasih.

Mereka berkata: "Hai Syu'aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakana itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang benar-benar lemah diantara kami; kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamupun bukanlah seorang yang berwibawa disisi kami.

Syu'aib menjawab: "Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah, sedangkan Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang dibelakangmu?. Sesungguhnya (pengetahuan) Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan".

Dan (dia berkata): "Hai kaumku, berbuatalah menurut kemampuanmu, sesungguhya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah azab (tuhanku), sesungguhnya akupun menungu bersama kamu."

Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di tempat tinggalnya. Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah kebinasaanlah bagi penduduk Madyan sebagaimana kaum Tsamud yang telah binasa.(QS Huud 84-95).

Dengan memikirkan "batu /prasasti Syu'aib" yang tidak lain kecuali menerukan mereka kepada kebaikan, kaum Mdyan dihukum dengan kutukan dari Allah dan merekapun telah dibinasakan sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat diatas. Masyarakat Madyan bukanlah satu-satunya contoh. Sebaliknya sebagaimana Syu'aib sedang berbicara kepada kaumnya, banyak masyarakat yang telah ada lebih dahulu sebelum masyarakat Madyan yang telah dibinasakan. Setelah Madyan, banyak masyarakat lain yang juga dihancurkan oleh kemurkaan Allah.

Di dalam halaman-halaman berikut, kita akan menyebutkan masyarakat-masyarakat yang telah disebutkan diatas yang telah dibinasakan dan sisa-sisa peninggalan mereka. Di dalam Al Qur'an, masyarakat-masyarakat ini disebutkan secara mendetail dan orang-orang diajak untuk merenungkan dan mengambil pelajaran serta peringatan tentang bagaimana kaum-kaum ini berakhir.

Pada titik ini, Al Qur'an secara khusus menarik perhatian terhadap kenyataan bahwa sebagian besar dari masyarakat yang dihancurkan tersebut memiliki tingkat peradaban yang tinggi. . Di dalam Al Qur'an, sifat-sifat dari kaum-kaum yang dihancurkan ditekankan sebagai berikut:

Dan berapa banyakkah umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka yang mereka itu lebih besar kekuatannya daripada mereka ini, maka mereka (yang telah dibinasakan itu) telah pernah menjajah di beberapa negeri. Adakah (mereka) mendapat tempat lari (dari kebinasaan)?.(QS Qaf 36).

Dalam ayat tersebut, dua sifat dari kaum yang telah dihancurkan secara khusus ditekankan. Yang pertama adalah mereka merasa "lebih besar kekuatannya". Hal ini berarti bahwa masyarakat-masyarakat yang telah dibinasakan tersebut telah berada dalam suatu tingkat kedisiplinan dan system birokrasi militer yang tangguh dan merenggut kekuatan diwilayah mereka berada memalui dengan cara paksaan kekuatan. Point kedua adalah masyarakt-masyarakat yang telah disebutkan dimuka mendirikan kota-kota besar yang dihiasai dengan karya-karya arsitektur mereka.

Hal ini patut untuk diperhatikan bahwa dari kedua macam sifat-sifat ini termasuk yang dimiliki oleh peradaban yang ada dijaman kita sekarang ini, yang telah membentuk sebuah kebudayaan dunia yang begitu luas melalui ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini dan telah mendirikan negara-negara yang tersentralisir, kota-kota besar, namun mereka masih tetap mengingkari dan mengabaikan Allah, melupakan bahwa semua hal tersebut memungkinkan untuk dibuat kaena Kekuasan Allah saja. Namun, sebagaimana dikatakan di dalam ayat, peradaban mereka yang telah berkembang tidak bisa menyelamatkan masyarakat yang telah dihancurkan tersebut, dikarenakan peradaban mereka berdiri diatas landasan pengingkaran terhadap Allah. Akhir dari peradaban saat inipun tidak akan berbeda selama peradaban sekarang ini berdasarkan kepada pengingkaran dan berperilaku jahat di dunia.

Sejumlah peristiwa penghancuran, beberapa diantaraya yang diceritakan dalam Al Qur'an, telah dibenarkan oleh berbagai penelitian arkeologis yang dilakukan di jaman modern, Temuan-temuan ini yang secara jelas membuktikan bahwa peristiwa-peristiwa yang dikutip dalam Al Qur'an benar-benar pernah terjadi, menjelaskan perlunya untuk menjadi "peringatan terlebih dahulu" yang banyak digambarkan dalam kisah-kisah Al Qur'an. Allah berfirman di dalam Al Qur'an bahwa penting untuk "bepergian di muka bumi" dan "melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka".

Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya diantara penduduk negeri. Maka tidaklah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul) dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memikirkanya.

Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harrapan lagi (tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkanlah orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami daripada orang-orang yang berdosa.

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kiab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.(QS Yusuf 109-111).

Sesungguhnya, terdapat banyak contoh dalam kisah-kisah tentang masyarakat di waktu lampau bagi orang-orang yang dikaruniai kepahaman. Kehancuran mereka yang disebabkan oleh pemberontakan mereka terhadap Allah dan penolakan terhadap perintah-perintah-Nya, kaum-kaum ini mengungkapkan kepada kita betapa lemah dan tidak berdayanya umat manusia dhadapan Allah. Di dalam halaman-halaman berikut, kita akan mempelajari contoh-contoh dalam susunan yang urut berdasarkan kronologi kejadiannya.

++ Menggunakan Kanta Mata 'Contact Lense'

Soalan:


Penggunaan contact lense amat popular di kalangan kita umat Islam. Memandangkan tidak ada fatwa mengenainya, saya ingin mengemukakan beberapa soalan.. Adakah sah sembahyang orang yang menggunakan lense kerana air sembahyang tidak kena pada anak mata? Bagaimana pula ketika berpuasa? Bolehkah memasukkan lense ke dalam mata? Bagaimana pula sekiranya solution yang digunakan mengandungi alkohol?
Fatimah Azzahra, KL
Jawapan:
Kalau memakai contact lense tidaklah mempengaruhi wuduk, kerana syarat wajib wuduk tidaklah sampai membasuh biji mata. Wuduk tetap sah dan boleh mengerjakan solat. Begitu juga tentang puasa ia tetap sah sebab bukan memasukkan sesuatu melalui dua rongga. Solution bukanlah alkohol tetapi sejenis ubat (pelincir) untuk mata (alkohol adalah sangat merbahaya kalau terkena pada biji mata).

++ Taubat Perbuatan Zina


Soalan:

Assalamu'alaikum....Ustaz.
Saya dulu pada zaman remaja banyak melakukan perbuatan zina, tetapi sekarang sudah bertaubat dan tidak pernah mengulanginya lagi.
Soalan saya disini, adakah taubat saya diterima Allah sekiranya saya tidak meminta maaf terlebih dahulu dengan ibu-bapa perempuan yang berzina dengan saya. Lagipun saya sudah tidak tahu di mana hendak mencari mereka itu. Tolonglah terangkan Ustaz kerana persoalan ini sering menghantui saya.
Sekian Terima Kasih.
Hamba Allah
Jawapan:
Dalam bertaubat kita hendaklah melaksanakan syarat-syarat taubat seperti benar-benar ikhlas kerana Allah Taala, meninggalkan seluruh kemaksiatan dan benar-benar tidak akan mengulanginya, menyesali perbuatannya, tidak mengulangi lagi perbuatan maksiat dan harus dikerjakan pada waktunya iaitu sebelum ajal tiba dan terbit matahari dari barat. Seandainya kesalahan itu berkaitan dengan seseorang maka syarat taubat itu di tambah dengan memohon kemaafannya. Jika syarat-syarat ini dapat dilaksanakn dengan sebenarnya maka taubat kita tidak tergolong taubat yang main-main.

Jika perbuatan zina yang anda lakukan tidak diketahui orang atau tidak ada empat orang saksi yang dapat membuktikan perbuatan anda itu bererti Allah telah menutup aib yang anda lakukan. Dengan demikian Allah memberikan peluang untuk anda bertaubat dengan taubat nasuha atau taubat yang sebenarnya. Berusahalah meminta maaf dengan orang yang pernah kita berbuat aniaya kepadanya, kemudian berserah dirilah kepada Allah dengan sepenuh jiwa dan raga, dan jangan sekali-kali mengulangi perbuatan yang terkutuk itu agar tidak mati dengan membawa dosa besar tersebut.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun Lagi Maha Pengasih dan Penyayang, betapapun besar dosa hambanya lebih besar lagi pengampunan Allah SWT.

Berusahalah dengan sungguh-sungguh, insya Allah taubat kita diterima Allah SWT.

++ Dalil Aurat


Aurah Wanita

1 . Bulu kening
Menurut Bukhari " Rasullulah melaknat perempuan yang mencukur
( menipiskan bulu kening atau meminta supaya dicukurkan bulu kening) " Riwayat Abu Daud Fi Fathil Bari

2 . Kaki ( tumit kaki )
" Dan janganlah mereka ( perempuan ) membentakkan kaki
( atau mengangkatnya ) agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan " An-Nur : 31

a ) menampakkan kaki
b ) menghayungkan/melenggokkan badan mengikut hentakkan kaki

3 . Wangian
" Siapa sahaja wanita yang memakai wangi-wangian kemudian melewati suatu kaum supaya mereka itu mencium baunya ,
maka wanita itu telah dianggap melakukan zina dan tiap-tiap mata ada zina " Riwayat Nasaii , Ibn Khuzaimah dan Hibban

4 . Dada
" Hendaklah mereka (perempuan) melabuhkan kain tudung hingga menutupi dada-dada mereka " An-Nur : 31

5 . Gigi
" Rasullulah melaknat perempuan yang mengikir gigi atau meminta supaya dikikirkan giginya " Riwayat At-Thabrani

" Dilaknat perempuan yang menjarangkan giginya supaya menjadi cantik , yang merubah ciptaan Allah " Riwayat Bukhari dan Muslim

6 . Muka dan leher
" Dan tinggallah kamu (perempuan) di rumah kamu dan janganlah kamu menampakkan perhiasan mu seperti orang jahilliah yang dahulu "
a ) bersolek ( make-up )
b ) menurut Maqatil : Sengaja membiarkan ikatan tudung yang menampakkan leher seperti orang Jahilliyah

7 . Muka dan Tangan
" Asma Binte Abu Bakar telah menemui Rasullulah dengan memakai pakaian yang tipis . Sabda Rasullulah :
Wahai Asma ! Sesungguhnya seorang gadis yang
telah berhaidh tidak boleh baginya menzahirkan anggota badan kecuali : pergelangan tangan dan wajah saja "
Riwayat Muslim dan Bukhari

8 . Tangan
" Sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik daripada menyentuh kaum yang bukan sejenis yang tidak halal baginya " Riwayat At Tabrani dan Baihaqi

9 . Mata
" Dan katakanlah kepada perempuan mukmin hendaklah mereka menundukkan sebahagian dari pemandangannya " An Nur : 31

" Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya . Kamu hanya boleh pada pandangan yang pertama ,
ada pun pandangan seterusnya tidak dibenarkan "
Riwayat Ahmad , Abu Daud dan Tirmidzi

10 . Mulut ( suara )
" Janganlah perempuan-perempuan itu terlalu lunak dalam berbicara
sehingga berkeinginan orang yang ada perasaan serong dalam hatinya , tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik " Al Ahzab : 32

" Sesungguhnya akan ada umat ku yang minum arak yang mereka namakan dengan yang lain , iaitu kepala mereka dilalaikan oleh bunyi-bunyian (muzik) dan penyanyi perempuan , maka Allah akan tenggelamkan mereka itu dalam bumi ..Riwayat Ibn Majah

11 . Kemaluan
" Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan mukmin , hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka (jangan berzina ) " An Nur : 31

" Apabila seorang perempuan itu sembahyang lima waktu ,
puasa di bulan Ramadhan , menjaga kemaluannya (tidak berzina)
dan menta'hati suaminya , maka masuklah ia kedalam syurga daripada pintu-pintu yang ia kehendakinya "
Riwayat Al Bazzar

" Tiada seorang perempuan pun yang membuka pakaiannya bukan dirumah suaminya , melainkan dia telah membinasakan tabir antaranya dengan Allah "
Riwayat Tirmidzi , Abu Daud dan Ibn Majah

12 . Pakaian
" Barangsiapa memakai pakaian yang berlebih-lebihan ,
maka Allah akan memberikan pakaian kehinaan dihari akhirat nanti "
Riwayat Ahmad , Abu Daud , An Nasaii dan Ibn Majah

" Sesungguhnya sebilangan ahli neraka iailah perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang yang condong pada maksiat dan menarik orang lain untuk melakukan maksiat . Mereka tidak akan masuk syurga dan tidak akan mencium baunya "
Riwayat Bukhari dan Muslim

a ) Berpakaian tipis / jarang
b ) Berpakaian ketat / membentuk
c ) Berpakaian berbelah / membuka bahagian-bahagian tertentu

" Hai nabi-nabi katakanalah kepada isteri-isterimu ,
anak perempuan mu dan isteri-isteri orang mukmin,
hendaklah mereka memakai baju jilbab
( baju labuh dan loggar ) yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali . Lantaran itu mereka tidak diganggu .
Allah maha pengampun lagi maha penyayang " Al Ahzab : 59

13 . Rambut
" Wahai anakku Fatimah ! Adapun perempuan-perempuan yang akan digantung rambutnya hingga mendidih otaknya dalam neraka adalah mereka itu di dunia tidak mahu menutup rambutnya daripada dilihat oleh lelaki yang bukan mahramnya "
Riwayat Bukhari dan Muslim

14 . " Bagi wanita-wanita yang memelihara dirinya dan menta'hati suaminya, segala makhluk , burung yang terbang , ikan dilaut , malaikat dilangit matahari dan bulan dan lain-lain memohon keampunan Allah untuknya "

sumber:Lubaina

++ Dihantui Dosa Silam (Zina)





Soalan:


Saya pernah berzina dengan kekasih saya dan saya telahpun bertaubat .. Alhamdullilah saya berjaya menghentikan perbuatan itu .. dan kami telah sama bertaubat dan menyesal atas pebuatan kami itu. Kekasih saya juga telah berjanji untuk mengahwini saya apa bila kami tamat belajar. Kami telah sama-sama berubah ke pada jalan yang benar, terutamanya bagi diri saya yang telah tidak ada dara ini. Saya telah pun berusaha untuk kembali ke jalan Allah dengan sembahyang 5 waktu, puasa sunat dan selalu memanjatkan doa saya agar diampunkan dosa dan saya yakin Tuhan maha pengampun kerana saya betul-betul telah bertaubat dan saya telah pun menunaikan sembahyang taubat untuk lebih yakin.

Masalahnya sekarang kadangkala saya akan teringat apa yang telah saya buat dengan kekasih saya di masa yang lepas (perbuatan seks) walaupun bukan dengan keinginan saya. Saya telah cuba untuk melupakan perkara itu semua tapi tak boleh. Masalah ini lebih ketara ketika saya hampir-hampir datang haid. Saya akan teringat kepada perbuatan saya. Kalau nak dikatakan nafsu, tidak bagi saya kerana saya tidak mau mengingatkan ia sebab saya tahu itu adalah dosa, tapi ia datang dengan sendiri. Kadang-kadang di waktu saya sedang menunaikan solat dan ini salah satu punca saya kurang khusyuk dalam menunaikan solat. Kadang-kadang saya rasa risau dengan diri saya, adakah ini juga akan di alami oleh orang yang telah berkahwin ? Maksud saya mereka akan terbayang-bayang pebuatan itu walaupun di luar waktunya. Saya harap sekiranya ustaz ada jalan penyelesaian harap bantulah saya kerana saya betul-betul ingin melupakan perkara itu. Dan kalau boleh saya ingin lebih kyusuk dalam solat saya . Yang terakhir apakah hukumnya sekiranya teringatkan pebuatan seks itu?

Aini, Sabah
Jawapan:
Melakukan zina merupakan dosa besar, kerana banyak mengandungi berbagai kemudaratan bagi orang yang melakukannya. Di dalam perbuatan zina merupakan sebab pintu tersalurnya penyakit-penyakit yang sangat merbahaya. Zina juga menghancurkan institusi rumahtangga dan merosakkan nasab keturunan.Di dalam Al Quran secara tegas menyatakan larangan melakukan perbuatan yang terkutuk ini. Firman Allah SWT maksudnya: "Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji dan merupakan jalan yang buruk". (Al Israa' ayat 32)

Perbuatan zina juga mengganggu ketenteraman jiwa, kerana fitrah insaniah seseorang menginginkan kebenaran sentiasa bersamanya, namun dengan melakukan zina fitrah tersebut telah tercalar yang menyebabkan lahirkan keresahan tersebut. Itulah sebabnya perbuatan ini sangat-sangat dilarang melakukannya. Jika telah terlanjur melakukan perbuatan dosa besar ini, segeralah bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benar taubat (taubat nasuhah) iaitu taubat yang tidak akan mengulangi perbuatan terkutuk tersebut. Cara yang paling terbaik untuk mengatasi keresahan jiwa ini adalah dengan segera menikah, kerana di dalam pernikahan tersimpan kedamaian dan keharmonian.

Jika anda selalu dibayang-bayangi oleh peristiwa silam, itu merupakan perkara biasa dan lumrah dialami oleh setiap orang dan membuktikan bahawa anda tergolong gadis yang normal. Walaupun begitu jangan jadikan kenormalan atau fitrah tersebut membenarkan perkara yang terkutuk dilakukan. Jika pernikahan tidak dapat dilakukan dengan kadar yang segera disebabkan faktor belajar, orang tua dan sebagainya, usahakanlah mengisi masa kosong anda dengan aktiviti-aktiviti yang dapat membawa fikiran dan minda anda ikut serta. Umpamanya, membaca, menulis artikel dan sebagainya, semuanya ini sangat membantu untuk mengalihkan perhatian anda daripada mengingati perkara yang merangsang nafsu anda.

Mengingati atau teringat perbuatan seks (zina) ketika solat mengganggu kekhusyukan solat. Jika ia hanya sekedar lintasan yang bukan dengan sengaja mendatangkannya, maka solat tetap sah,cuma kekhusyukan solat tersebut terganggu. Agar kehidupan anda merasa tenteram dan tidak dihantui oleh keresahan dan kebimbangan, maka perbanyaklah membaca Al Quran dan yakinlah dengan keampunan Allah, insya Allah gangguan jiwa tersebut akan dapat dihindari. Wallahu A'lam.

sumber:darulnunam.com

++ Hukum Wanita Betindik Di Hidung


Sekadar gambar hiasan

Soalan:

Apakah hukumnya saya bertindik di hidung .. saya masih menutup aurat dan saya bertindik di hidung sekadar suka-suka?
Mimi, KLumpur
Jawapan:
Bagi sesetengah wanita di Arab bertindik di hidung adalah untuk mempercantikan diri. Jika tujuan menindik tersebut untuk dipersembahkan kepada suaminya maka hukumnya boleh (harus). Tetapi jika untuk dipamerkan di hadapan khalayak ramai, maka jelas hukumnya haram. Wallahu A'lam.

sumber:Darulnuman.com

++ Tanda-tanda Malam LAILATUL QADAR...

Soalan: Bagaimana untuk kita mengetahui mengenai tanda-tanda kehadiran malam Lailatulqadar?

- Sulaiman Yunus, Kampong Awah, Termeloh, Pahang.

JAWAPAN:

Kata sesetengah ulama, malam Lailatulqadar berlaku pada satu malam tertentu seperti malam 21 dan 23 Ramadan. Ini menurut Imam Syafie r.a dan sesetengah ulama kerana ada hadis Bukhari dan Muslim yang menceritakan Lailatulqadar berlaku pada malam tersebut sehingga Rasulullah saw sujud dan dahinya yang mulia masih berlumuran tanah pada malam itu. Ada sesetengah ulama, tidak menentukannya secara pasti dan ada juga ulama terutama dari kalangan para zuhad dan sebagainya mengira dengan hari permulaan puasa.

Menurut mereka, sekiranya permulaan puasa jatuh pada hari Ahad atau Rabu maka Lailatulqadar ialah pada hari yang ke-29. Jika bermula puasa pada hari Jumaat atau Selasa, ia jatuh pada hari ke-27 dan jika permulaan puasa pada Khamis, Lailatulqadar berlaku pada 25 Ramadan. Sekiranya awal puasa pada Sabtu maka Lailatulqadar jatuh pada hari ke-23 dan jika awal puasa pada Isnin, seperti tahun ini, maka Lailatulqadar jatuh pada malam yang ke-21.

Demikianlah kaedah yang diguna pakai oleh sebahagian ulama termasuk Imam Abul Hasan r.a. Tegas beliau: Aku tidak pernah terlepas malam Lailatulqadar tersebut dengan menggunakan kaedah ini''. Tanda dan alamatnya adalah banyak, antara lain malam itu sendiri berlalu dengan penuh keheningan dan tenteram, angin bertiup lembut sepoi-sepoi bahasa dan esoknya, pada pagi hari kelihatan langit agak redup dan cahaya matahari tidak begitu menyinari ruang angkasa dan macam-macam lagi.

Hikmatnya ialah apabila seseorang mengetahui malam Lailatulqadar tersebut, maka eloklah diperbanyakkan doa dan istighfar juga ibadat pada malam dan keesokannya, untuk mendapatkan fadilat hari yang penuh berkat dan mulia itu. Yakinlah apabila seseorang itu bersedia setiap malam Ramadan dengan ibadat, sekurang-kurangnya bersolat jemaah setiap waktu, Maghrib, Isyak dan Subuh, kata ulama dia pasti memperoleh fadilat malam Lailatulqadar Oleh itu bersolatlah dengan tekun dan berterusan terutama pada bulan Ramadan al-Mubarak ini.

Wallahualam.

++ Menjelang fasa akhir Ramadan

SEDAR tidak sedar kita sudah melangkah masuk ke 10 hari terakhir Ramadan. Sebagai umat Islam yang benar-benar menjiwai dan menghayati makna ibadah, kita seharusnya dukacita kerana Ramadan sudah sampai ke penghujungnya. Bulan-bulan yang mendatang pastinya tidak sama sebagaimana keberkatan yang tersedia untuk beribadah dengan ganjaran berganda seperti Ramadan

Apatah lagi kalau kita menginsafi hakikat, tiada jaminan kita masih bernyawa untuk merasai nikmat Ramadan pada tahun mendatang. Sebab itulah manusia yang berfikiran rasional seharusnya menggunakan setiap detik yang tersisa untuk menggandakan amalan dan ibadah seutuhnya kepada Allah terutamanya pada hari-hari terakhir bagi meraih peluang dan ruang keberkatan yang ada.

Namun apa yang mendukacitakan, budaya masyarakat Islam di Malaysia tampak semakin menyimpang daripada makna sebenar beribadah pada bulan ini. Semacam wujud kecelaruan keutamaan yang serius dalam pertimbangan umat Islam ketika ini. Semakin hampir Ramadan ke penghujungnya, masyarakat semakin galak berpesta raya.

Akhirnya malam-malam yang seharusnya dihabiskan untuk beribadah sering kali berlalu tanpa dimanfaatkan sepenuhnya bagi mengejar keberkatan malam lailatulqadar. Lebih mendukacitakan, apabila umat bagaikan tidak mengerti hakikat beribadah pada 10 malam terakhir lantaran disibukkan dengan persiapan menyambut Hari Raya. Lagu-lagu raya yang semakin rancak berkumandang memuncakkan nafsu untuk berpesta bagaikan Aidilfitiri di depan mata.

Budaya dan tradisi mengutamakan Aidilfitri tentu sekali tidak secocok dengan nilai dan ajaran yang dianjurkan Islam. Ini kerana ganjaran berganda yang Allah tawarkan kepada hamba-Nya hanya diberikan pada bulan Ramadan. Justeru orang yang berfikir secara waras dan rasional tentu memilih sesuatu yang memberi ganjaran yang lebih berbanding yang sedikit. Ini tidak, makin dekat dengan Aidilfitri makin hebat nafsu berpesta dan beraya. Jemaah di masjid-masjid juga semakin berkurangan, sebaliknya 'jemaah' di pusat-pusat membeli-belah bertambah.

Memang fenomena membeli-belah selalunya akan bertambah hebat terutamanya ketika melalui fasa Ramadan 10 hari terakhir. Fasa yang seharusnya menjadikan umat bertambah kuat beribadah bagi mengejar ganjaran besar termasuk malam lailatulqadar, sebaliknya disibukkan dengan pelbagai gerak kerja persiapan menjelang Aidilfitri.

Budaya berbelanja dan membeli pelbagai perhiasan, pakaian dan peralatan rumah yang serba baru sudah menjadi amalan. Walaupun Islam tidak menghalang umatnya membeli- belah untuk apa jua tujuan, namun perbelanjaan yang kadangkala menjurus kepada pembaziran pastinya tidak seiring dengan prinsip dan nilai muamalah Islam sejati yang sentiasa menganjurkan agar umat membudayakan kesederhanaan dalam berbelanja.

Demikianlah penyimpangan budaya dan pemikiran yang masih menebal dalam masyarakat Malaysia khususnya dalam memahami keutamaan di antara Ramadan dan Aidilfitri. Suasana sebegini tidak berlaku di negara-negara Timur Tengah. Di negara-negara Arab biasanya akan lebih hebat terutamanya menjelang 10 malam terakhir. Di Mekah, umat yang hadir ke Masjidil Haram pada 10 malam terakhir lebih kurang sama ramai dengan jemaah pada musim Haji.

Ini amat bertepatan dengan amalan dan sunah yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Rasulullah sentiasa mengajar umatnya agar melipatgandakan ibadah pada 10 malam terakhir melebihi malam lain. Dalam riwayat hadis ada menukilkan: Adalah Nabi SAW beribadah dengan lebih bersungguh-sungguh dan kuat pada 10 malam terakhir Ramadan, tidak sebagaimana baginda beribadah di malam-malam yang lain. (Riwayat Muslim, Hadis No.1175).

Hakikat yang sudah sedia termaklum, pada malam-malam terakhir terkandung malam yang dipanggil lailatulqadar atau Malam al-Qadar yang cukup istimewa bagaikan hadiah tidak ternilai Allah buat umat Islam. Ini disebut dalam al-Quran:

Sesungguhnya Kami telah menurunkan (al- Quran) pada Malam al-Qadar. Dan bagaimana engkau dapat mengetahui kebesaran Malam al-Qadar itu? Malam al-Qadar lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu, turun malaikat dan Jibrail dengan izin Tuhan mereka, kerana membawa segala perkara (yang ditakdirkan berlakunya pada tahun yang berikut); Sejahteralah Malam (yang berkat) itu hingga terbit fajar! (Al-Qadr: 1-5).

Begitulah penegasan Allah mengenai kemuliaan dan keberkatan malam al-Qadar yang begitu difahami Rasulullah yang bersungguh-sungguh melakukan ibadah untuk mengejar lailatulqadar. Disebut dalam hadis lain: "Adalah Nabi SAW beriktikaf padanya dan berusaha mencari malam al-Qadar darinya (malam-malam Ramadan)." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).

Kesungguhan Nabi beribadah turut ternukil dalam hadis lain: "Apabila telah masuk bulan Ramadan, maka Nabi menghidupkan malam, mengejutkan isterinya dan mengetatkan kainnya (tidak menyetubuhi isterinya kerana amat sibuk dengan ibadat yang khusus)." ( Riwayat al-Bukhari dan Muslim).

Begitulah budaya dan amalan yang diajarkan Nabi pada 10 malam terakhir sebagai panduan buat umatnya. Bayangkanlah sekiranya Nabi yang maksum (terpelihara daripada sebarang dosa) itu begitu hebat beribadah pada malam-malam terakhir, pastilah kita sebagai umat yang berterusan bergelumang dengan pelbagai dosa dan noda sewajarnya lebih gigih berusaha mendapatkan malam al-Qadar.

Apa yang pasti, matlamat utama mengejar malam al-Qadar bukanlah sekadar mengharapkan doa kita yang bersifat kebendaan semata-mata dimakbulkan Allah. Sebaliknya, matlamat mengejar malam al-Qadar adalah bagi mendapatkan kerahmatan dan keampunan Allah di atas keterlanjuran kita di muka bumi.

Ini jugalah amalan yang diajar Nabi tatkala ditanya isterinya Aisyah mengenai amalan terbaik jika memperoleh malam al-Qadar: "Berkatalah Aisyah, wahai Rasulullah, jika aku berkesempatan bertemu Malam Al-Qadar, apakah yang perlu aku katakan (doa)? Nabi bersabda: Sebutlah doa: Ya Allah sesungguhnya Engkaulah Maha Pengampun, dan amat suka memberi ampun, maka berikanlah daku keampunan".

Demikianlah amalan dan sunnah Rasulullah SAW yang seharusnya diikuti. Kegagalan menghayati dan mengamalkan sunnah inilah yang akhirnya menyebabkan umat seringkali terjerumus ke dalam kancah kecelakaan dan masalah yang tidak berkesudahan. Mungkin pelbagai polemik yang melanda umat Islam khususnya di Malaysia kebelakangan ini juga berkait-rapat dengan penyimpangan budaya beribadah yang berakar-umbi dalam masyarakat.

Justeru tiba masanya agar usaha penjernihan dilakukan ke atas amalan tradisi masyarakat yang tampak begitu menyimpang daripada landasan sunnah. Umat harus disedarkan agar dalam kesibukan mempersiap tetangga untuk berhari raya, jangan terlepas peluang mengecap keberkatan lailatulqadar. Umat juga harus dipasakkan dalam jiwa dan pemikiran bahawa 10 malam terakhir bukan masa untuk berpesta sebaliknya meningkatkan amalan ibadah agar hidup lebih bermakna di dunia dan akhirat.

++ Nuzul al-Quran dan perang Badar


Dua peristiwa besar dalam Islam yang berlaku pada 17 Ramadan ialah nuzul al-Quran dan peperangan badar. Nuzul al-Quran dalam konteks ini ialah penurunan al-Quran buat kali yang pertama.

Penulis sumber sejarah Islam yang berautoriti seperti Ibn Ishaq, al-Tabari, Ibn Hisyam, al-Asqalani dan Ibn Sayyid al-Nas mencatatkan bahawa peristiwa nuzul al-Quran berlaku ketika Nabi Muhammad S.A.W. bertahannuth di gua Hira'.

Baginda dilaporkan pergi ke gua Hira' bersama-sama isterinya Khadijah. Ketika sedang tidur, baginda didatangi Jibrail yang memintanya membaca. "Bacalah! Namun, Nabi Muhammad SAW menjawab: Apa akan ku baca (wa ma aqra'?)"

Sebaik sahaja mendengar jawapan Nabi Muhammad SAW, Jibrail terus memeluk baginda dengan kuat sehingga baginda sukar untuk bernafas. Kemudian baginda dilepaskan lalu disuruh lagi: "Bacalah! Nabi Muhammad masih menjawab: Apa akan ku baca?" Lalu Jibrail menarik dan memeluknya sekali lagi. Perkara ini berterusan sehingga beberapa kali.

Lalu Jibrail melepaskan Nabi Muhammad SAW dan seterusnya membacakan lima ayat pertama dari surah al-Alaq. Selepas itu, barulah Jibrail pergi dari situ dan nabi segera terjaga dari tidurnya.

Lima ayat pertama dari surah al-Alaq inilah yang pertama diturunkan kepada baginda SAW. Lima ayat ini jugalah yang mempunyai kaitan langsung dengan peristiwa nuzul al-Quran.

Apa pula kaitan antara nuzul al-Quran dengan peperangan Badar? Untuk melihat lebih lanjut mengenai perkara ini, mari kita lihat pandangan-pandangan yang timbul mengenai tarikh berlakunya peristiwa nuzul al-Quran. Pandangan-pandangan inilah nantinya akan membawa kita kepada hubung kait antara nuzul al-Quran dengan peperangan Badar.

Ulama menyepakati bahawa nuzul al-Quran berlaku pada hari Isnin. Jika ditinjau pandangan Ibn Kathir, kita akan dapati bahawa persepakatan ini disandarkan kepada sabda Nabi Muhammad SAW sendiri ketika ditanya tentang puasa pada hari Isnin. Baginda mengatakan bahawa baginda dilahirkan pada hari Isnin dan al-Quran juga diturunkan kepadanya pada hari Isnin.

Sekalipun terdapat persepakatan dari segi hari berlakunya peristiwa nuzul al-Quran, namun terdapat perselisihan pendapat dari segi tarikh dan bulan berlakunya peristiwa tersebut.

Beberapa tarikh telah dilaporkan oleh sumber sejarah Islam sebagai tarikh berlakunya nuzul al-Quran seperti 10 Ramadan, 17 Ramadan, 18 Ramadan ataupun 24 Ramadan.

Selain bulan Ramadan, terdapat juga pandangan yang mengatakan bahawa nuzul al-Quran berlaku pada bulan Rabiulawal atau bulan Rejab. Walau bagaimanapun, pandangan yang paling masyhur menyebut bahawa peristiwa nuzul al-Quran berlaku pada bulan Ramadan.

Kebanyakan sumber sejarah Islam yang menyebut mengenai perkara ini di dapati melaporkan pandangan Ibn Ishaq.

Mari kita lihat apa pula bukti yang mengukuhkan hujah bahawa nuzul al-Quran berlaku pada bulan Ramadan.

Menurut kebanyakan penulis sumber sejarah Islam yang berautoriti seperti Ibn Ishaq, Ibn Hisham, Ibn Kathir, al-Suhayli dan juga al-Bayhaqi, ayat 185 surah al-Baqarah adalah bukti jelas bahawa nuzul al-Quran berlaku pada bulan Ramadan.

Ini terbukti menerusi apa yang boleh difahami dari ayat tersebut iaitu, "bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu…".

Selain ayat tersebut, terdapat juga ayat lain yang turut digunakan sebagai bukti bahawa peristiwa nuzul al-Quran berlaku pada bulan Ramadan. Antaranya ialah ayat 41 surah al-Anfal.

Menariknya ialah, ayat ini tidak hanya menentukan bulan berlakunya peristiwa tersebut. Bahkan ia juga turut mendedahkan tarikh berlakunya peristiwa nuzul al-Quran itu sendiri.

Ini boleh difahami menerusi maksud ayat tersebut iaitu ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami Muhammad di hari Furqan iaitu hari bertemunya dua pasukan.

Apa yang dimaksudkan dengan hari bertemunya dua pasukan di sini ialah pertemuan antara orang Islam dan orang kafir dalam peperangan Badar yang berlaku pada 17 Ramadan.

Oleh kerana ayat 41 sebelum ini menjelaskan mengenai nuzul al-Quran berlaku pada hari tersebut, maka tarikhnya pastilah 17 Ramadan. Cuma bezanya, peperangan Badar berlaku pada 17 Ramadan tahun ke-2 hijrah.

Walau bagaimanapun, baik nuzul al-Quran mahupun peperangan Badar, kedua-duanya adalah peristiwa besar dalam sejarah Islam. Nuzul al-Quran menjadi titik tolak kepada pelantikan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah untuk membawa risalah Islam.

Peperangan Badar pula mencerminkan kekuatan pihak Islam hanya dalam tempoh lebih kurang dua tahun selepas mereka meninggalkan kota Mekah untuk berhijrah ke Madinah.

Penulis ialah pensyarah di Jabatan Pengajian Arab dan Tamadun Islam, Fakulti Pengajian Islam, Universiti Kebangsaan Malaysia.

++ Pengurangan had laju diteruskan

KUALA LUMPUR 21 Sept. - Pengurangan had laju pada setiap musim perayaan akan diteruskan walaupun langkah tersebut kurang berkesan dalam menurunkan kadar kemalangan jalan raya.

Timbalan Menteri Pengangkutan, Datuk Lajim Ukin berkata, masalah sebenar yang perlu diatasi adalah sikap pengguna jalan raya yang tidak sabar.

''Kalau kita letak 50 kilometer sejam pun, mereka tetap akan bawa laju kerana tidak sabar dan tidak bijak merancang perjalanan. Pengguna kenderaan perlu lebih sabar dan tahu atur jadual perjalanan masing-masing.

''Tahun lepas tidak berkesan pun. Ramai yang masih bawa kenderaan dengan laju, kemalangan juga bertambah tetapi jumlah kemalangan maut berjaya dikurangkan,'' katanya pada sidang akhbar selepas menyampaikan sumbangan Hari Raya Aidilfitri di Hospital Kuala Lumpur (HKL) di sini hari ini.

Beliau diminta mengulas kenyataan Ketua Setiausaha Kementerian Pengangkutan, Datuk Zakaria Bahari semalam mengenai pengurangan had laju di Jalan Persekutuan dan negeri bagi meredakan trafik di jalan-jalan tersebut yang menjadi punca 93 peratus daripada kemalangan melibatkan kecederaan dan kematian.

Mengenai tindakan mengurangkan had laju pada musim perayaan kali ini, Lajim memberitahu, penguatkuasaan akan diadakan secara bersepadu dan lebih ketat.

Katanya, Jabatan Pengangkutan Jalan telah membekukan kesemua cuti pegawai dan anggotanya tidak termasuk pasukan keselamatan yang lain bagi memastikan pengguna-pengguna jalan raya mematuhi had laju yang ditetapkan.

Had laju kenderaan yang melalui Jalan Persekutuan dan negeri akan dikurangkan sebanyak 10 kilometer sejam (km/j) berkuat kuasa mulai 25 September hingga 12 Oktober ini.

Ketika ini had laju maksimum kenderaan di Jalan Persekutuan dan negeri di seluruh negara yang dibenarkan adalah antara 60 hingga 90 kilometer sejam mengikut kawasan-kawasan tertentu.

Sementara itu pada majlis tersebut, Lajim menyampaikan kira-kira 50 bungkusan berupa makanan dan duit raya kepada para pesakit di Wad 5 Ortopedik HKL.

Program penyampaian sumbangan itu dianjurkan oleh Persatuan Pemilik Kenderaan Bermotor Malaysia (MOVA) yang mana Lajim merupakan penaung badan tersebut.


Berhati-hati ketika memandu.. Semoga antum akan sentiasa di bawah lindungan Allah semasa perjalanan pergi & pulang ke kampung halaman .. amin..

P/s Jangan lupa baca doa menaiki kenderaan tau ^0^

++ 500 fakir miskin menerima bantuan raya

sumber: UtusanMalaysia


SEBAHAGIAN daripada lebih 1,500 fakir miskin, warga emas dan kanak-kanak beratur untuk mendapatkan bantuan hari raya sumbangan Liga Muslim Pulau Pinang di Masjid Kapitan Keling, Pulau Pinang, semalam.

Sebanyak 1,500 golongan fakir dan orang kurang upaya (OKU) menerima sumbangan daripada Liga Muslim Pulau Pinang pada Majlis Bantuan Hari Raya Aidilfitri yang diadakan di Masjid Kapitan Keling, Pulau Pinang, Semalam.

Mereka menerima sumbangan wang tunai antara RM100 hingga RM200 setiap seorang dan kain sarung.

Menurut Naib Presiden Liga Muslim Pulau Pinang, Ameer Tajudin, sebanyak RM150,000 telah diperuntukkan oleh pertubuhan tersebut bagi tujuan berkenaan.


Antara Dua : Mana satu pilihan antum?


Najibah Ali's Facebook Profile

Mari Me'release' tension~

To those yang mengantuk especially with this gloomy weather or yang tengah stress, pls do this simple exercise below :)

Selamat Mencuba!!

ni ala taichi sikit la… sebagai intro dan warming up..

tiru la macam ni… untuk melegakan bahu dan leher..

wa..wa..aaa

gerak kekanan kemudian ke kiri..

gerak ke kiri kemudian ke kanan

ikut je ler… jangan terpusing kepala udah la..

tepuk kuat kuat kat dahi.. ni untuk hilang mengantuk..

dah tu buat gerakan tangan dan badan… buat macam happy aje..

kemudian goyang2 kaki dan badan sikit… buat macam takde masalah…

buat secara agresif pula… jangan peduli apa orang lain kata..

hilangkan semua stress…

pusingkan kepala…

tengok muka kat cermin sambil goyang2.. lawa tak…

akhir sekali buat joget kucing…

--------------

kalau tak hilang juga stress tu ambil bantal kecik gi tidur bawah meja..

Sekian~

Jenguk..Jenguk...

Renungan Sejenak -

"Mahkota kemanusiaan ialah rendah hati." "Jangan memberi makanan kepada orang lain yang anda sendiri tidak suka memakannya." "Yang memimpin wanita bukan akalnya, melainkan hatinya."

People COME People GO ++ Promotion Link

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ PhotobucketBoycott Pictures, Images and PhotosPhotobucketFREE PALESTINE PhotobucketFREE PALESTINE Quran Auto ReciterSearch in Quran and Hadith
iluvislam